Jumat, 29 September 2017

Resensi Novel: The Girl on Paper by Guillaumme Musso

Well, mungkin untuk ukuran novel yang saya kasih bintang 4, termasuk cukup lama saya membacanya... 3 minggu... 

Karena entah mengapa saya membacanya agak kurang terkoneksi secara batin... biasa aja... saya gak terlalu masuk ke cerita tersebut dan relate terhadap emosi-emosi tokoh di dalamnya. 

Bercerita tentang Tom Boyd yang merupakan penulis terkenal, namun sedang berada pada titik nadir terendahnya. Ditinggalkan kekasihnya yang seorang pianis cantik, Tom terkubur dalam penderitaan. Merasa kesepian, putus asa dan tanpa harapan. Terjebak diantara obat penenang dan kekacauan-kekacauan yang dibuatnya karena rasa frustasi putus cinta.

Dia pun mengalami kebuntuan dalam menulis hingga sulit untuk menulis kembali buku ketiga dari trilogi yang dijanjikan kepada penerbit. Dua bukunya memang telah meledak di pasaran hingga telah memberi inspirasi untuk begitu banyak orang.

Ditengah-tengah keputusasaannya ia menenggak begitu banyak obat penenang, namun terbangun di malam hari saat badai datang, menuruni tangga rumahnya dan melihat seorang wanita tanpa busana berdiri dalam gelap rumahnya.

Wanita itu mengaku bernama Billy salah satu tokoh dalam buku karangan Tom, dan dia terjatuh dari buku akibat salah cetak hingga berhenti di halaman 266 yang berbunyi:


"Kumohon, Jack, jangan pergi seperti ini." Namun, pemuda itu sudah mengenakan mantelnya. Dia membuka pintu, tanpa sekali pun menatap kekasihnya. "Kumohon!" seru gadis itu, jatuh"

Wanita itu membuat perjanjian dengan Tom, untuk dapat dikembalikan ke dunia imajiner tulisan dengan menulis novel ketiga dan sebagai imbalan akan membuat Aurora-mantan kekasih Tom kembali padanya. 

Kesepakatan yang kemudian membuat perjalanan novel ini sangat panjang.... hingga 448 halaman.

Review:

Menurut saya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat baik, ringan dan meski menurut saya alurnya lambat, tidak membuat jemu meski tak juga membuat saya ingin buru-buru menghabiskannya.

Sudut pandang yang tidak fokus menurut saya menjadi penyebab saya tidak terlalu relate terhadap emosi si tokoh utama (Tom Boyd- dimana dibuku ini disebut "aku") namun juga menceritakan kisah Milo dan Carole, serta sepenggal kisah-kisah lain yang memegang buku salah cetak Tom. 

Lalu kenapa saya menyukai buku ini??? 

Justru saya suka dan mulai terenyuh di akhir-akhir novel. Akhir yang cukup masuk akal setelah semua ide yang mengejutkan di awal novel. Akhir yang manis meski bukan yang roman picisan sekali.

Oh iya ada yang mengganjal bagi saya dalam cerita ini... Ketika disebutkan bahwa Tom telah bangkrut, bagaimana dia bisa membiayai pengobatan Billy ya... *well ini sangat mengganggu sekali... haha...  

Jadi menurut saya, buku ini selain cover nya menarik, ceritanya cukup bagus dan bagian favorit saya adalah ending dari buku ini... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar